Kepribadian
dapat diartikan layaknya sebagai topeng, dalam Bahasa Latin istilah kepribadian
yaitu persona yang artinya topeng.
Topeng disini merupakan aspek kedirian yang
dapat kita pilih untuk ditampilkan kedunia, dengan kata lain topeng yang kita
gunakan sehari-hari dalam kehidupan. Kepribadian sering sekali dikaitkan dengan
faktor genetik, contohnya untuk menjelaskan keyakinan ini seperti “dia punya
tempramen seperti umumnya orang Irlandia”, atau “dia persis seperti Ayahnya”,
atau “dia punya minat artistik seperti pamannya”. Semua pernyataan ini
mengimplikasikan sebuah penjelasan berbasis genetik bagi kepribadian karena
semua ciri dan sifat itu “sudah ada didalam darahnya”.
Banyak
orang berpandangan bahwa karakteristik kepribadian dipengaruhi kuat oleh
hereditas. Hereditas dapat memainkan peran yang jauh lebih besar dalam
menentukan kepribadian, Thomas J. Bouchard, Jr. meneliti kembar identik yang
dipisahkan sejak lahir dan diasuh terpisah lalu Bouchard terus-menerus menemukan
kemiripan yang sangat besar di antara kepribadian kembar identik ini, yang pada
nyatanya mereka dipisahkan sejak lahir dan diasuh oleh keluarga yang berbeda.
Bouchard (1984 hlm. 174-175) menyimpulkan, baik riset kembar maupun riset
adopsi, mengerucut ke satu temuan mengejutkan bahwa pengaruh lingkungan yang
sama ternyata memainkan peran kecil saja bagi penentuan sebuah kepribadian.
Dengan kata lain, jika sampai anak-anak yang dibesarkan dikeluarga yang sama
memiliki karakteristik kepribadian yang serupa, maka fakta ini jauh lebih masuk
akal jika dijelaskan lewat gen-gen mereka ketimbang kesamaan
pengalaman-pengalaman mereka dikeluarga tersebut. Tellegen dkk (1988)
menentukan jika genetik merupakan satu-satunya variabel yang paling berperan
penting bagi penentuan kadar sifat kepribadian yang dimiliki seperti rasa
sejahtera, kemampuan bersosialisasi, prestasi, agresi, dan tradisionalisme,
serta yang paling mengejutan adalah fakta jika religiusitas juga dapat
diwariskan secara genetik (Waller, Kojetin, Bouchard, Lykken & Tellegen,
1990).
Holden
menyimpulkan berdasarkan kajian terhadap penelitian yang dilakukan Bouchard
mengenai kepribadian adalah lingkungan yang sama kelihatannya tidak begitu
berperan didalam penciptaan kemiripan pribadi diantara anggota-anggota di keluarga
yang sama. Dari sudut pandang organisme, begitulah mereka melihatnya, tidak
pernah ada sebuah lingkungan yang sama persis bagi dua individu manapun, bahkan
yang kembar identik sekalipun yang bisa memunculkan kesamaan pribadi, kecuali
individu-individu tersebut juga memiliki kesamaan di gen-gen mereka.
Pertanyaan
tentang seberapa banyak kepribadian dipengaruhi bawaan genetik, sampai saat ini
belum nenemukan jawaban yang pasti. Kontroversi nativisme-empirisme
(bawaan-bentukan) termasuk dalam teori kepribadian. Klaim-klaim nativistik
bahwa atribut penting manusia, seperti contohnya kecerdasan ditentukan oleh
bawaan genetik, kaum nativistik menyatakan kecerdasan dapat diraih sejak masa
pembuahaan dan situasi hidup, serta membantu seseorang menyadari potensi
kecerdasan yang sudah ditentukan secara genetik. Kaum empiris sebaliknya yakni kecerdasan
lebih ditentukan oleh pengalaman manusia ketimbang bawaan genetik, bagi kaum
empiris, kecerdasan manusia ditemukan di dalam lingkungan bukan gen. Kontroversi
nativisme-empirisme ini memanefastikan diri di dalam
teori kepribadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar